cr. Reddit
translated by mapleara
hello, guys! how was your day? don't forget to eat and take enough rest~
^omg whats wrong with me lol
haft akhirnya bisa nyempatin ngetranslate creepypasta. enjoy xx
p.s. jangan salpok ama gambar
Sekarang, dia akan mengatakan kata pertamanya.
Istriku dan aku bermain taruhan apa yang akan pertama diucapkannya - 'Mama' atau 'Ayah'. Aku bisa mendengar istriku menyenandungkan lagi dan lagi ketika dia menyuapinya 'gadis kecil Mama! Mama sangat menyayangimu!' Terkadang, dia bahkan tidak berkata halus tentang hal itu - 'bilang Mama!' 'Ayo! Mama!'
Aku tidak terlalu memikirkan hal itu. Aku percaya aku yang akan menang. Ketika kami membeli rumah untuknya, dia berteriak dan menangis, dan tidak ada satupun perkataan istriku yang bisa menenangkannya. Tetapi, aku bahkan tau cara membuatnya tertidur. Anak perempuan kami adalah anak Ayah, tentu saja.
Aku mendudukkan anak kami dikursinya dan istriku dan aku mulai mengoceh seperti ayam - 'Mama!' 'Ayah!' 'bilang Mama!' 'siapa bayi kecil Ayah?'
Aku melepas sumbatan di mulut gadis kecil kami.
"Ku-kumohon... Apa yang kalian inginkan dariku? Kumohon lepaskan aku..."
Senyum istriku luntur dari wajahnya. Dengan berat hati, aku menaruh sumbatannya kembali bersamaan dengan jeritan gadis itu. Aku membawanya kembali ke kamarnya, menguncinya dan mematikan lampu. Ketika aku kembali, aku menemukan istriku menangis.
"Tidak apa-apa, Sayang," kataku. "Yang selanjutnya pasti lebih baik, aku janji."
translated by mapleara
hello, guys! how was your day? don't forget to eat and take enough rest~
^omg whats wrong with me lol
haft akhirnya bisa nyempatin ngetranslate creepypasta. enjoy xx
p.s. jangan salpok ama gambar
First Words
Sekarang, dia akan mengatakan kata pertamanya.
Istriku dan aku bermain taruhan apa yang akan pertama diucapkannya - 'Mama' atau 'Ayah'. Aku bisa mendengar istriku menyenandungkan lagi dan lagi ketika dia menyuapinya 'gadis kecil Mama! Mama sangat menyayangimu!' Terkadang, dia bahkan tidak berkata halus tentang hal itu - 'bilang Mama!' 'Ayo! Mama!'
Aku tidak terlalu memikirkan hal itu. Aku percaya aku yang akan menang. Ketika kami membeli rumah untuknya, dia berteriak dan menangis, dan tidak ada satupun perkataan istriku yang bisa menenangkannya. Tetapi, aku bahkan tau cara membuatnya tertidur. Anak perempuan kami adalah anak Ayah, tentu saja.
Aku mendudukkan anak kami dikursinya dan istriku dan aku mulai mengoceh seperti ayam - 'Mama!' 'Ayah!' 'bilang Mama!' 'siapa bayi kecil Ayah?'
Aku melepas sumbatan di mulut gadis kecil kami.
"Ku-kumohon... Apa yang kalian inginkan dariku? Kumohon lepaskan aku..."
Senyum istriku luntur dari wajahnya. Dengan berat hati, aku menaruh sumbatannya kembali bersamaan dengan jeritan gadis itu. Aku membawanya kembali ke kamarnya, menguncinya dan mematikan lampu. Ketika aku kembali, aku menemukan istriku menangis.
"Tidak apa-apa, Sayang," kataku. "Yang selanjutnya pasti lebih baik, aku janji."